Kita semua
mengetahui bahwa mayoritas orang di desa tercinta kita yaitu Ngali itu adalah
petani. Jadi, disini saya ingin mengajak kawan-kawan untuk bisa merenungkan
kembali apa yang telah kita lakukan selama ini. Orangtua kita walaupun mereka
petani tetapi mereka menginkan kita sebagai anak-anaknya mendapatkan pendidikan
yang baik. Kita seharusnya menjadikan itu sebagai motivasi besar dalam
perjalanan ini. Mereka rela untuk susah payah, kepanasan di sawah, mereka tidak
peduli dengan keringat yang keluar dari tubuhnya dan juga tidak peduli akan
kulit mereka yang kusam dan kasar yang disebabkan oleh alam, itu semua hanya
untuk kita para anaknya.
Tidak
banyak yang mereka harapkan kepada kita:
2.
Mereka hanya ingin melihat kita membawa
selembar kertas putih dengan dihiasi oleh coretan-coretan tinta hitam.
3.
Mereka mengharapkan dengan adanya kedua
hal yang saya sebutkan di atas, kita bisa hidup lebih baik dan layak bukan
seperti mereka dalam konteks ekonomi dan ilmu.
Ingat kawan-kawan! Kita
pergi jauh dari orangtua dan datang ke negeri orang sebagai rantauan hanya
untuk belajar. Jangan biarkan matahari diatas sana terbenam dengan sendirinya
tanpa sesuatu yang dapatkan untuk hari ini.
Bersenang-senanglah
kawan-kawan tapi ingatlah selalu jangan biarkan pribadi kita untuk terbius
dengan kenikmatan yang bersifat fana itu. Ketahuilah kawan-kawan, jika kita
sungguh ingin belajar maka tidak akan ada yang bisa menghalanginya.
Untuk menutup tulisan
ini, ada beberapa kata yang saya tangkap dari percakapan dengan salah satu guru
saya dan ingin saya sampaikan kepada kawan-kawan, semoga menjadi motivasi dan
selalu diingat :
“Semua orang adalah
guru,
Semua tempat adalah
sekolah, dan
Semua buku adalah
ilmu.”